Rabu, 22 Juni 2011

PELUANG BARU MINIM PESAING

Melihat begitu susahnya mendapat stok kroto, maka berbagai upaya dilakukan untuk melakukan budidaya semut ngangkrang tapi karena tidak mudah dan masih sedikitnya referensi tentang perilaku semut ngangkrang maka banyak yang GAGAL.

Tapi untuk saat ini dengan berbagai percobaan dan ekperimen dan tentunya dengan beberapa kali kegagalan , kami telah berhasil menemukan cara yang cukup efektif untuk melakukan ternak kroto. Percobaan kami berhasil dan hebatnya lagi tidak perlu menggunakan pohon....cukup dilakukan dirumah dengan kebutuhan ruang minimal 0,5m x 1m saja.


Untuk saat ini kami membuka peluang usaha langka ini kepada siapa saja yang ingin berternak kroto untuk mendapat ilmu ternak kroto. Karena saat ini masih baru dan untuk menjaga pasar maka jumlah peserta akan isadibatasi tiap kotanya. Bayangkan setiap hari kita bisa 1ons sampai 2 ons kroto untuk dipakai sendiri atau dijual, jika per kilonya Rp 50.000 maka berapa hasilnya??? dan lagi bagaimana kalau media ternak kita gandakan menjadi 10, 20, atau 50, tentunya sebuah peluang yg cukup menarik bukan? dan untuk menjaga itu maka jumlah peserta dibatasi, ingat dengan jangkrik? awalnya bagus tapi sekarang?

Ternak kroto yang kami lakukan cukup murah, hampir bisa dilakukan dengan TANPA MODAL. Bayangkan untuk media rumah semut bisa menggunakan barang bekas(kalau ga ada baru terpaksa beli...jangan nyolong hehehe) untuk bibit bisa ambil di pohon, cari pohon yg ada rumah semut ngangkrangnya dan pindah di rumah barunya...dan untuk pakannya cukup dua hari sekali diberi itupun bisa diberi dari sisa makan kita. Nah mudah dan murah dan tentunya jika kita serius bisa jadi produsen kroto yang dicari para pedagang.

Ok jika anda tertarik segera bergabung, tapi tentunya harus konfirmasi dulu ke ternakkroto@yahoo.co.id untuk mengetahui alokasi peserta. Pelatihan dilakukan dengan media buku, dengan bahasa dan gambar langkah kerja yang mudah dipahami. Segera gabung dengan biaya pendaftaran Rp 450.000,00

Jangan lihat jumlah uangnya, lihatlah betapa sulitnya diawal kami melakukan ternak ini walaupun setelah ketemu sistemnya cukup sederhana. Lihatlah potensi bisnis yang bisa dihasilkan dari ternak kroto ini.

OK SEGERA GABUNG , KONFIRMASI DULU KE ternakkroto@yahoo.co.id 
TERNAK DENGAN MODAL BISA Rp 0,-
PERAWATAN BISA DITINGGAL
HANYA BUTUH SABAR DAN KETELATENAN.

Selasa, 21 Juni 2011

BUDIDAYA KROTO SEBAGAI PELUANG EMAS

Para pencinta burung tentu tahu akan hal ini, ya kroto adalah makanan “special” untuk burung berkicau. Kenapa special, anda tahu harga kroto yang kian hari kian mahal tentunya membuat kita harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi makanan kesayangan burung kita.

Peluang pasar yang kian terbuka lebar ini tentunya bagus untuk kita budidayakan, kenapa? Melihat dengan tingginya permintaan dan supply yang hanya mengandalkan dari alam yang kadang tidak menentu tentunya membuat hukum ekonomi tidak seimbang, jadi solusinya adalah “beternak kroto atau budidaya kroto”

Larva semut rang-rang “kroto”
Sebenarnya mengambil larva semut merah dari alam ini boleh-boleh saja, asal terkendali dan dengan cara yang tepat. Masalahnya, cara pengambilan kroto kadang kurang bijaksana dengan merusak seluruh sarang hingga bisa membahayakan koloni semut merah. Seharusnya, yang diambil itu sarang yang berisi telur atau larva saja. Sarang yang tak ada telurnya atau sarang ratu semut sepatutnya tidak diusik.

Lebih baik lagi, semut merah dibudidayakan untuk menghasilkan kroto. Apalagi, budidaya semut merah ini termasuk mudah dilakukan. Sebagai modal awal, kita cari sarang ratu semut. Memang perlu kerja keras membedah satu per satu sarang untuk menemukan sang ratu. Begitu ditemukan , potonglah cabang tempat semut bersarang dan kita letakkan ke pohon inang baru. Agar mereka cepat nyaman di tempat baru, suguhi dengan bangkai serangga dan cairan manis. Secara alami, semut merah dapat menghasilkan 1 kg kroto dalam 10 hari. 

Makanan Semut Rang-rang “kroto”
Campur tangan manusia dengan menyediakan cairan manis, bangkai hewan kecil, tulang atau sisa makanan berdaging lainnya akan meningkatkan produksi. Sarang atau koloni semut merah dalam satu pohon bisa mencapai lebih dari satu, yang terdiri atas sarang pusat, sarang telur, dan sarang satelit. Sarang pusat biasanya terletak di tajuk pohon. Di sarang pusat ini berdiam ratu semut, yang jumlahnya mencapai 2-6 ekor per koloni.


Ratu semut rang-rang “kroto”
Ratu semut berukuran paling besar. Sarang telur, berukuran sedang, merupakan tempat telur dan larva semut. Sarang satelit tersebar di tempat-tempat tertentu di pohon sebagai pos terdekat gudang makanan. Ini salah satu cara bertahan dari pengganggu atau musuh alami.

Sepanjang hidupnya ratu akan bertelur lagi begitu telur dan larva diambil. Jadi, kita perlu mengusahakan agar semut, apalagi ratunya, tidak terbunuh saat mengambil telur. Dalam dunia binatang, semut termasuk pemakan segala, terutama hewan kecil, serangga, bangkai, atau sisa makanan rumah tangga. Bila semua makanan itu tak ada, mereka akan menyantap rumput muda atau mencari honeydew, cairan manis yang keluar dari pangkal cabang muda.

Manfaat Lain Semut Rang-rang “Kroto”
Sebagai hewan pemangsa, semut merah juga bisa menjadi pengendali hama alami pertanian. Semut pekerja sangat agresif terhadap serangga lainnya dan pada hewan segala ukuran. Bila ada yang menyentuh pohon yang mereka tinggali, mereka akan menyerang bersama-sama dengan gigitan menyakitkan.

Karena sifat itu, sejumlah pertanian organik di Thailand telah memanfaatkan jasa mereka. Di Jember, Jawa Timur, setelah pengamatan berbulan-bulan, seorang penyuluh pertanian menemukan bahwa semut merah bisa dimanfaatkan sebagai pengusir tikus. Tikus ternyata tak suka daerah yang banyak semut merahnya. Tikus juga terlalu "pintar" hingga tak mau menyantap makanan yang sudah diberi racun tikus. 

Akhirnya, dicoba dengan menyebarkan ikan asin kegemaran tikus. Tapi, ikan asin itu tak selalu habis dimakan, dan kadang dibawa tikus ke sarngnya. Semut merah mencium adanya sisa ikan asin. Begitu semut merah datang, tikus pun pergi. Semut juga meningkatkan kadar karbon dalam tanah dengan menambahkan zat hara dari kotoran dan sisa-sisa makanan mereka, serta menjaga suhu dan kelembaban lingkungan pada kadar sesuai. Tanaman yang tumbuh dengan dan dekat sarang semut tumbuh lebih subur dibandingkan dengan tanaman lain.